1.
AKAL DAN WAHYU
Kata Akal berasal dari bahasa Arab yaitu
`Aql yang berarti mengikat atau
menahan, sedangkan dalam Al-Quran mengandung arti paham atau mengerti. Akal
dalam arti demikian itu, menurut Al-Quran tidaklah melalui otak yang berpusat
di kepala, tetapi melalui kalbu. Dengan demikian, pengertian akal menurut
Al-Quran berbeda dengan pengertian akal menurut filsafat Yunani yang disebut Nous yaitu daya berpikir itu terdapat
dalam jiwa yang berpusat di otak.
Adapun kata Wahyu (wahy) berarti suara, bisikan, isyarat yang merupakan pemberitahuan
tersembunyi, rahasia dan selintas kilat. Tetapi secara syar’I, pengertian wahyu
adalah perkataan Tuhan yang disampaikan kepada nabi-nabi-Nya.
v
Aliran
Mu’tazilah, sebagai aliran yang paling rasional, mengakui kemampuan
akal dalam mengetahui empat hal di atas. Bagi mereka , segala bentuk
pengetahuan dapat diperoleh dengan kekuatan akal, dan kewajiban-kewajiban dapat
diketahui dengan pemikiran yang mendalam. Dengan demikian, akal sudah
mengetahui adanya Tuhan sebelum turun wahyu, dan karena itu pula akal juga
sudah tahu perlunya berterima kasih kepada Tuhan sebelum turun wahyu, sedangkan
v
Aliran
Al-Murdar, lebih ekstrim lagi yakni berpendapat bahwa
orang yang tidak mengetahui Tuhan dan berterima kasih kepada-Nya serta tidak
pula mengetahui hukum-hukum-Nya, sebelum turun wahyu, niscaya akan kekal dalam
neraka.
v
Pandangan
Saya, pada dua aliran
tersebut diatas, saya lebih sepaham dengan aliran Al-Murdar karena sebagaimana
yang tercantum dalam Al Quran SURAH
AL-A’RAAF AYAT 179
ôs)s9ur $tRù&us zO¨YygyfÏ9 #ZÏW2 ÆÏiB Çd`Ågø:$# ħRM}$#ur ( öNçlm; Ò>qè=è% w cqßgs)øÿt $pkÍ5 öNçlm;ur ×ûãüôãr& w tbrçÅÇö7ã $pkÍ5 öNçlm;ur ×b#s#uä w tbqãèuKó¡o !$pkÍ5 4 y7Í´¯»s9'ré& ÉO»yè÷RF{$%x. ö@t/ öNèd @|Êr& 4 y7Í´¯»s9'ré& ãNèd cqè=Ïÿ»tóø9$# ÇÊÐÒÈ
Artinya :
179.
dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin
dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami
(ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu
sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah
orang-orang yang lalai.
Dan diperkuat
lagi dalam Al-Quran SURAH
AL-JAATSIYAH AYAT 3 – 11
¨bÎ) Îû ÏNºuq»uK¡¡9$# ÇÚöF{$#ur ;M»tUy tûüÏZÏB÷sçHø>Ïj9 ÇÌÈ Îûur ö/ä3É)ù=yz $tBur ]ç6t `ÏB >p/!#y ×M»t#uä 5Qöqs)Ïj9 tbqãZÏ%qã ÇÍÈ É#»n=ÏG÷z$#ur È@ø©9$# Í$pk¨]9$#ur !$tBur tAtRr& ª!$# z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# `ÏB 5-øÍh $uômr'sù ÏmÎ/ uÚöF{$# y÷èt/ $pkÌEöqtB É#ÎóÇn@ur Ëx»tÌh9$# ×M»t#uä 5Qöqs)Ïj9 tbqè=É)÷èt ÇÎÈ y7ù=Ï? àM»t#uä «!$# $ydqè=÷GtR y7øn=tã Èd,ysø9$$Î/ ( Ädr'Î7sù ¤]Ïtn y÷èt/ «!$# ¾ÏmÏG»t#uäur tbqãZÏB÷sã ÇÏÈ ×@÷ur Èe@ä3Ïj9 >8$©ùr& 5OÏOr& ÇÐÈ ßìuKó¡t ÏM»t#uä «!$# 4n?÷Gè? Ïmøn=tã §NèO ÅÇã #ZÉ9õ3tGó¡ãB br(x. óO©9 $yg÷èyJó¡o ( çn÷Åe³t6sù A>#xyèÎ/ 8LìÏ9r& ÇÑÈ #sÎ)ur zNÎ=tæ ô`ÏB $uZÏF»t#uä $º«øx© $ydxsªB$# #·râèd 4 y7Í´¯»s9'ré& öNçlm; Ò>#xtã ×ûüÎgB ÇÒÈ `ÏiB öNÎgͬ!#uur æL©èygy_ ( wur ÓÍ_øóã Nåk÷]tã $¨B (#qç7|¡x. $\«øx© wur $tB (#räsªB$# `ÏB Èbrß «!$# uä!$uÏ9÷rr& ( öNçlm;ur ë>#xtã îLìÏàtã ÇÊÉÈ #x»yd Wèd ( tûïÏ%©!$#ur (#rãxÿx. ÏM»t$t«Î/ öNÍkÍh5u öNçlm; Ò>#xtã `ÏiB @ô_Íh íOÏ9r& ÇÊÊÈ
Artinya :
3. Sesungguhnya pada langit dan bumi
benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk orang-orang yang
beriman.
4. dan pada penciptakan kamu dan pada
binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat
tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini,
5. dan pada pergantian malam dan siang dan
hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan
itu bumi sesudah matinya; dan pada perkisaran angin terdapat tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal.
6. Itulah ayat-ayat Allah yang Kami
membacakannya kepadamu dengan sebenarnya; Maka dengan Perkataan manakah lagi
mereka akan beriman sesudah (kalam) Allah dan keterangan-keterangan-Nya.
7. kecelakaan besarlah bagi tiap-tiap orang
yang banyak berdusta lagi banyak berdosa,
8. Dia mendengar ayat-ayat Allah dibacakan
kepadanya kemudian Dia tetap menyombongkan diri seakan-akan Dia tidak
mendengarnya. Maka beri khabar gembiralah Dia dengan azab yang pedih.
9. dan apabila Dia mengetahui barang
sedikit tentang ayat-ayat Kami, Maka ayat-ayat itu dijadikan olok-olok.
Merekalah[1382] yang memperoleh azab yang menghinakan.
10. di hadapan mereka neraka Jahannam dan
tidak akan berguna bagi mereka sedikitpun apa yang telah mereka kerjakan, dan
tidak pula berguna apa yang mereka jadikan sebagai sembahan-sembahan (mereka)
dari selain Allah. dan bagi mereka azab yang besar.
11. ini (Al Quran) adalah petunjuk. dan
orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Tuhannya bagi mereka azab Yaitu siksaan
yang sangat pedih.
[1382] Maksudnya: orang-orang yang banyak
berdusta dan berdosa yang tersebut dalam ayat 7 di atas.
2.
KEBEBASAN MANUSIA
Dalam soal kebebasan manusia
terdapat dua paham yang secara bertentangan yakni :
v
Aliran
Mu’tazilah, berpendapat bahwa kehendak dan daya yang melahirkan perbuatan
manusia adalah kehendak dan daya manusia sendiri, dan Tuhan tidak turut campur
dalam penggunaan daya itu. Dalam mengemukakan pahamnya itu, Mutazilah memakai
argument-argumen logis yang bertumpu pada teori tanggungjawab dan didukung oleh
ayat Al-Quran Surah Al-Sajadah ayat 17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar