Sabtu, 07 Januari 2012

TEOLOGI ISLAM


1.        AKAL DAN WAHYU
Kata Akal berasal dari bahasa Arab yaitu `Aql yang berarti mengikat atau menahan, sedangkan dalam Al-Quran mengandung arti paham atau mengerti. Akal dalam arti demikian itu, menurut Al-Quran tidaklah melalui otak yang berpusat di kepala, tetapi melalui kalbu. Dengan demikian, pengertian akal menurut Al-Quran berbeda dengan pengertian akal menurut filsafat Yunani yang disebut Nous yaitu daya berpikir itu terdapat dalam jiwa yang berpusat di otak.
Adapun kata Wahyu (wahy) berarti suara, bisikan, isyarat yang merupakan pemberitahuan tersembunyi, rahasia dan selintas kilat. Tetapi secara syar’I, pengertian wahyu adalah perkataan Tuhan yang disampaikan kepada nabi-nabi-Nya.
v Aliran Mu’tazilah, sebagai aliran yang paling rasional, mengakui kemampuan akal dalam mengetahui empat hal di atas. Bagi mereka , segala bentuk pengetahuan dapat diperoleh dengan kekuatan akal, dan kewajiban-kewajiban dapat diketahui dengan pemikiran yang mendalam. Dengan demikian, akal sudah mengetahui adanya Tuhan sebelum turun wahyu, dan karena itu pula akal juga sudah tahu perlunya berterima kasih kepada Tuhan sebelum turun wahyu, sedangkan
v Aliran Al-Murdar,  lebih ekstrim lagi yakni berpendapat bahwa orang yang tidak mengetahui Tuhan dan berterima kasih kepada-Nya serta tidak pula mengetahui hukum-hukum-Nya, sebelum turun wahyu, niscaya akan kekal dalam neraka.
v Pandangan Saya, pada dua aliran tersebut diatas, saya lebih sepaham dengan aliran Al-Murdar karena sebagaimana yang tercantum dalam Al Quran SURAH AL-A’RAAF AYAT 179
ôs)s9ur $tRù&usŒ zO¨YygyfÏ9 #ZŽÏWŸ2 šÆÏiB Çd`Ågø:$# ħRM}$#ur ( öNçlm; Ò>qè=è% žw šcqßgs)øÿtƒ $pkÍ5 öNçlm;ur ×ûãüôãr& žw tbrçŽÅÇö7ム$pkÍ5 öNçlm;ur ×b#sŒ#uä žw tbqãèuKó¡o !$pkÍ5 4 y7Í´¯»s9'ré& ÉO»yè÷RF{$%x. ö@t/ öNèd @|Êr& 4 y7Í´¯»s9'ré& ãNèd šcqè=Ïÿ»tóø9$# ÇÊÐÒÈ  
Artinya :
179. dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.
               
Dan diperkuat lagi dalam Al-Quran SURAH AL-JAATSIYAH AYAT 3 – 11
¨bÎ) Îû ÏNºuq»uK¡¡9$# ÇÚöF{$#ur ;M»tƒUy tûüÏZÏB÷sçHø>Ïj9 ÇÌÈ   Îûur ö/ä3É)ù=yz $tBur ]ç6tƒ `ÏB >p­/!#yŠ ×M»tƒ#uä 5Qöqs)Ïj9 tbqãZÏ%qムÇÍÈ   É#»n=ÏG÷z$#ur È@ø©9$# Í$pk¨]9$#ur !$tBur tAtRr& ª!$# z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# `ÏB 5-øÍh $uŠômr'sù ÏmÎ/ uÚöF{$# y÷èt/ $pkÌEöqtB É#ƒÎŽóÇn@ur Ëx»tƒÌh9$# ×M»tƒ#uä 5Qöqs)Ïj9 tbqè=É)÷ètƒ ÇÎÈ   y7ù=Ï? àM»tƒ#uä «!$# $ydqè=÷GtR y7øn=tã Èd,ysø9$$Î/ ( Ädr'Î7sù ¤]ƒÏtn y÷èt/ «!$# ¾ÏmÏG»tƒ#uäur tbqãZÏB÷sムÇÏÈ   ×@÷ƒur Èe@ä3Ïj9 >8$©ùr& 5OŠÏOr& ÇÐÈ   ßìuKó¡tƒ ÏM»tƒ#uä «!$# 4n?÷Gè? Ïmøn=tã §NèO ŽÅÇム#ZŽÉ9õ3tGó¡ãB br(x. óO©9 $yg÷èyJó¡o ( çn÷ŽÅe³t6sù A>#xyèÎ/ 8LìÏ9r& ÇÑÈ   #sŒÎ)ur zNÎ=tæ ô`ÏB $uZÏF»tƒ#uä $º«øx© $ydxsƒªB$# #·râèd 4 y7Í´¯»s9'ré& öNçlm; Ò>#xtã ×ûüÎgB ÇÒÈ   `ÏiB öNÎgͬ!#uur æL©èygy_ ( Ÿwur ÓÍ_øóムNåk÷]tã $¨B (#qç7|¡x. $\«øx© Ÿwur $tB (#räsƒªB$# `ÏB Èbrߊ «!$# uä!$uÏ9÷rr& ( öNçlm;ur ë>#xtã îLìÏàtã ÇÊÉÈ   #x»yd Wèd ( tûïÏ%©!$#ur (#rãxÿx. ÏM»tƒ$t«Î/ öNÍkÍh5u öNçlm; Ò>#xtã `ÏiB @ô_Íh íOŠÏ9r& ÇÊÊÈ  
Artinya :
3. Sesungguhnya pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk orang-orang yang beriman.
4. dan pada penciptakan kamu dan pada binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini,
5. dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada perkisaran angin terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal.
6. Itulah ayat-ayat Allah yang Kami membacakannya kepadamu dengan sebenarnya; Maka dengan Perkataan manakah lagi mereka akan beriman sesudah (kalam) Allah dan keterangan-keterangan-Nya.
7. kecelakaan besarlah bagi tiap-tiap orang yang banyak berdusta lagi banyak berdosa,
8. Dia mendengar ayat-ayat Allah dibacakan kepadanya kemudian Dia tetap menyombongkan diri seakan-akan Dia tidak mendengarnya. Maka beri khabar gembiralah Dia dengan azab yang pedih.
9. dan apabila Dia mengetahui barang sedikit tentang ayat-ayat Kami, Maka ayat-ayat itu dijadikan olok-olok. Merekalah[1382] yang memperoleh azab yang menghinakan.
10. di hadapan mereka neraka Jahannam dan tidak akan berguna bagi mereka sedikitpun apa yang telah mereka kerjakan, dan tidak pula berguna apa yang mereka jadikan sebagai sembahan-sembahan (mereka) dari selain Allah. dan bagi mereka azab yang besar.
11. ini (Al Quran) adalah petunjuk. dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Tuhannya bagi mereka azab Yaitu siksaan yang sangat pedih.

[1382] Maksudnya: orang-orang yang banyak berdusta dan berdosa yang tersebut dalam ayat 7 di atas.

2.        KEBEBASAN MANUSIA
Dalam soal kebebasan manusia terdapat dua paham yang secara bertentangan yakni :
v Aliran Mu’tazilah, berpendapat bahwa kehendak dan daya yang melahirkan perbuatan manusia adalah kehendak dan daya manusia sendiri, dan Tuhan tidak turut campur dalam penggunaan daya itu. Dalam mengemukakan pahamnya itu, Mutazilah memakai argument-argumen logis yang bertumpu pada teori tanggungjawab dan didukung oleh ayat Al-Quran Surah Al-Sajadah ayat 17

Tidak ada komentar:

Posting Komentar